Soorah Ali-'Imran [3] | |
Channel:Quran
|
Oleh : Sigit Darmaji Tujuan hidup berlaku untuk semua aspek kehidupan. Hidup tidak akan berjalan dengan baik jika tidak ada tujuan. Karena itu pastikan tujuan kita, agar hidup lebih bermakna.
Ruang lingkup kehidupan sangat beragam. Dimulai dari ruang lingkup yang paling kecil yaitu diri kita sendiri, lalu berkembang menjadi ruang lingkup keluarga, tetangga, warga, kecamatan, kota, organisasi, perusahaan, lalu naik terus sampai negara bahkan sampai dengan ruang lingkup berbangsa di seluruh dunia.Untuk setiap ruang lingkup pastilah ada tujuannya. Sebagai contoh, apabila kita akan bepergian. Sebelum kita keluar dari rumah, kita harus memiliki tujuan. Tujuan akan menentukan arah jalan mana yang akan kita lalui. Tetapi jika keluar dari rumah tidak memiliki tujuan, maka kita akan bingung melangkah dan akan banyak waktu, energi, dan fikiran yang tersita dengan cara yang tidak efektif, hanya karena kita memikirkan arah jalan yang kita tidak tahu harus kemana tujuannya. Ada seseorang yang dalam waktu dua puluh empat jam mampu untuk berkecimpung dalam banyak aspek. Aftif di rumah, aktif di kantor, aktif di tempat ibadah, dan banyak lagi. Tetapi di sisi lain, ada juga seseorang yang dalam waktu dua puluh empat jam tidak tahu harus berbuat apa. Di mulai dari bangun tidur, sampai mau tidur lagi dia tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Ada Perusahaan yang mampu mengelola kegiatannya sebaik mungkin, sehingga kurang dari sepuluh tahun perusahaan tersebut dapat mencapaigopublic bahkan mampu memakmurkan karyawannya dengan cara-cara yang benar. Tetapi di sisi lain, ada perusahaan yang sudah berdiri lebih dari sepuluh tahun tidak mampu mengelola kegiatannya dengan benar. Banyak yang mengatakan bahwa :“ …. yang penting perusahaan kita berjalan terus, dan kita dapat hidup hari ini ….. seperti air yang mengalir, ikuti saja aliran hidup ini ….”. Apakah yang mengatakan seperti ini dapat dibenarkan ?. Benar, ya memang benar walaupun tidak sepenuhnya benar. Dari kalimat tadi “tercermin sikap kepasrahan hidup yang luar biasa”, sampai memiliki kesan bahwa kita tidak dapat menentukan takdir untuk hidup kita sendiri. Padahal, apabila kita renungkan ternyata air saja memiliki tujuan. Tujuan air itu mengalir dari tempat yang tinggi menuju tempat yang paling rendah. Bahkan sepanjang perjalanan, air tersebut memberikan nilai manfaat bagi yang dilaluinya. Yang menjadi pertanyaan untuk kita semua yaitu, apakah kita tidak mau menentukan tujuan hidup kita, atau kita tidak tahu harus kemana menentukan tujuan hidup kita ?. Dan apakah kita tidak tertarik untuk memberikan nilai manfaat yang terbaik bagi lingkungan kita ? Banyak sekali contoh orang berprestasi, perusahaan maju dan memperoleh laba yang besar, dapat memberikan manfaat untuk semua kalangan, negara yang adil dan sejahtera, hubunganbilateraldanmultilateralyang saling menguntungkan. Mengapa bisa terjadi demikian ?. Jawabannya adalah karena mereka semuaingindanmenjalani prosesnya. Dua kunci itulah yang paling membedakan dengan yang lainnya. Banyak perusahaan yang ingin maju, tetapi tidak mau menjalani proses-prosesnya. Ingin maju tetapi tidak ingin melalui proses berbagi ilmu. Ingin maju tetapi tidak ingin mengambil resiko gagal. Ingin maju tetapi tidak ingin berkreatifitas. Ingin maju tetapi tidak ingin bersaing dengan paracompetitornya. Jadi ada beberapa kunci agar kita berhasil mengambil makna hidup ini, yaitutekad,ilmu dan latihan,tim yang super, dankomitmen. Pertamapastikan tujuan kita dan tekadkan dengan kuat, karena tekad menunjukan seberapa besar keinginan kita untuk mencapai tujuan. Keduacarilah ilmunya dan jadikan setiap prosesnya sebuah latihan.Untuk mencapai tujuan hidup kita, tekad saja tidak cukup. Kita harus menjalani proses mendapatkan ilmu tentang tujuan kita dan berlatihlah. Ingin menjadi pribadi yang berprestasi, ingin menjadi kepala keluarga yang baik, ingin perusahaan mendapatkan laba yang signifikan. Tanpa ilmu yang benar, semua itu tidak akan tercapai. Mengapa ilmu dan latihan menjadi dua buah kata yang sering berdampingan ?, salah satu jawabannya karena banyak orang tidak berhasil mencapi tujuannya bukan karena tidak memiliki ilmu, tetapi justru ilmunya segudang lebih banyak dari yang seharusnya. Karena banyak orang yang ilmunya sudah banyak justru semakin takut untuk implementasikannya (latihan), karena menurut perhitungannya resiko yang akan didapat sangat besar. Padahal yang kita butuhkan bukan ilmu yang banyak, tetapi ilmu yang bermanfaat. Walaupun ilmu kita sedikit, tetapi bermanfaat untuk kita sendiri, bermanfaat untuk rekan-rekan kerja kita, bermanfaat untuk lingkungan, bermanfaat untuk sesama. Hal ini justru lebih baik. Seiring dengan memberikan manfaat kepada sesama, seiring dengan latihan yang sering kita lakukan, maka itu semua akan menambah ilmu kita. Ketiga bentuklahtim yang super. Berjuang untuk mencapai suatu tujuan dengan cara sendiri pasti akan ada batasnya. Berjuang sendiri pasti akan merasakan rasa jenuh. Maka tim inilah yang kita butuhkan. Tim inilah yang akan menambah percepatan kita untuk mencapai tujuan. Anggota tim bisa berbagai macam, dimulai dari keluarga, teman sekantor, divisi yang berbeda,supplier,customer, bahkancompetitorkita pun bisa kita jadikan tim, baik mereka sadari maupun tidak mereka sadari. Sekedar untuk informasi, setan pun memiliki tim untuk menggoda kita agar tidak bersemangat mencapai tujuan hidup kita. Apalagi kita yang harus bersemangat mencapai tujuan hidup kita yang mulia, jadi kita harus memiliki tim juga. Pertanyaannya adalah, mengapa banyak diantara kita yang ingin menjadisingle fighter? salah satu jawabannya adalah karena masih banyak diantara kita yang merasa semua masalah dapat dipecahkan dengan cara sendiri, merasa mampu dengan kemampuan yang ada pada dirinya. Padahal itu tidak mungkin, karena segala sesuatu pasti ada batas kemampuan. Setiap individu, setiap keluaga, setiap kelompok, setiap perusahaan, bahkan setiap negara memiliki batas kemampuan. Sedangkan potensi masalah yang ada tidak memiliki batas. Karena itulah sebuah tim untuk saling bekerja sama sangat dibutuhkan. Dalam percaturan bisnis, sinergi tim sangat dibutuhkan. Yang kita butuhkan adalah sebuahsupertim, bukan seorang atau sekelompoksuperman. Dan yang keempat yaitukomitmen. Hal inilah yang disebut dengan proses yangcontinue. Dimana untuk mencapai tujuan hidup kita, kita harus melalui prosestekad,ilmu dan latihan,tim yang super, dan dilakukan secarakomitmenagar selalucontinuedanuptodate Jadi marilah kita tentukan tujuan hidup kita ini. Konkritnya, terus selalu berusaha agar hari ini lebih baik dari hari kemarin, dan besok lebih baik dari hari ini. Banyak sekali “orang pintar” apabila kita ajukan pertannyaan tentang tujuan hidupnya, menjawab demikian : “ ….tujuan hidup kita mencapai Ridho Allah ….”. Atau jawabannya yang sejenis “…..yang penting kita mendapatkan Kasih Tuhan ….’, dan jawaban-jawaban lainnya yang sejenis. Tetapi belum tahu harus dimulai dari mana untuk mencapai tujuan yang paling mulia itu. Penulis sering mengatakan bahwa mereka baru menjadi pintar, tetapi belum mencapai tingkat cerdas. Ibarat suatu tangga, maka tujuan mereka itu ibarat tangga yang tertinggi. Karena tingginya tangga itu, jadi tidak tahu harus bagaimana mencapainya. Kali ini penulis memberikan tips, yaitu “tetapkanlah tujuan anda pada posisi tangga yang tertinggi, kemudian wujudkanlah tangga-tangga kecil untuk kita pijak agar mencapai tangga tertinggi itu”. Contoh tangga-tangga kecil itu bekerja dengan rajin, senyum dan ramah pada sesama, kerjakan laporan akhir bulan tepat waktu dan berkualitas, pelihara tali silaturhami, pelihara hubungan baik dengan kolega, tepati setiap janji, buanglah sampah pada tempatnya, tidak meludah sembarangan, dan lain-lain. Itulah tangga-tangga kecil yang akhirnya dapat mencapai tangga yang tertingi, yaitu tujuan hidup kita. Jika terdapat 4 (empat) jalan untuk menambah percepatan mencapai tujuan hidup, terdapat juga 2 (dua) jalan untuk mengurangi percepatan mencapai tujuan hidup. Yaitu sifat lemah dan malas. Contoh dari lemah yaitu kurang percaya diri, mudah berputus asa dan contoh malas yaitu seringnya menunda pekerjaan. Demikian. Penulis adalah pimpinan Dmj_Tim, LeaderShip, Software and System Development tinggal di Kota Bogor.
| |
Tujuan HidupJika kita diberikan suatu peralatan baru yang belum pernah kita lihat sebelumnya, apakah kita bisa mengetahui kegunaan alat tersebut? Tentunya tidak bisa bukan? Kita hanya bisa menggunakannya setelah kita membaca buku manualnya, atau paling gampang kita bertanya kepada pencipta alat tersebut. Tetapi saat kita kecil kita sering ditanya oleh orang, nanti cita-citanya apa kalau sudah besar? Atau, nanti sudah besar mau jadi apa? Tanpa pernah diduga jawaban kita mungkin beragam, ada yang ingin menjadi dokter, jadi pengacara atau jadi pengusaha pokoknya pasti beragam ya. Tanpa pernah kita sadari seiring dengan perkembangan usia, kita pun semakin berubah cita-cita atau tujuan hidup kita. Ada yang berhasil mencapai cita-citanya tetapi banyak juga yang tidak berhasil dan ternyata tidak sesuai dengan apa yang diharapkan untuk menjadi tujuan hidupnya. Yang berhasil mencapai tujuan hidupnya pun tidak merasakan adanya kepuasan batin sebab dia juga merasa ada yang kurang meskipun telah mencapai cita-citanya. Saudara, tujuan yang kita capai itu bukanlah untuk diri kita sendiri, tetapi sudahkah kita menyadari bahwa kita hidup di dunia ini sudah ada tujuannya, yaitu tujuan yang diberikan oleh Allah untuk kita. Bukan untuk mencapai tujuan kita sendiri tetapi untuk mencapai dan memenuhi kehendak Allah bagi kita di dunia...sudahkah kita menyadari terlebih dulu hal ini dan merenungkan setelah itu apa sebenarnya tujuan kita hidup di dunia ini? Apa sebenarnya tujuan Allah menciptakan kita di dunia ini? Setelah hari ini genap berusia 26 tahun, saya baru tersadarkan bahwa saya dilahirkan bukan untuk mencapai tujuan saya, ambisi saya, impian saya, hasrat saya tetapi untuk memenuhi rencana Tuhan untuk diri saya. Ya Tuhan, terjadilah padaku menurut kehendakMu. Amin. | |
SUDU UNTUK SUAP, PENA UNTUK TULIS
| |
Tujuan Hidup ? Cobalah untuk merenung sebantar. Merenung sebenarnya apakah tujuan kita hidup didunia ini? Jika kita menengok ke Al qur’an Allah SWT berfirman, Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku (Adz Dzariaat :56) Dari ayat di atas, kita mengetahui bahwa sebenarnya tugas kita di dunia ini hanyalah untuk mengabdi kepada Allah SWT. Mari kita melihat ke sekitar kita. Berapa banyak penduduk bumi yang beribadah secara khusyu, dan berapa banyak diantara mereka yang bekerja dengan khusyu. Banyak diantara mereka yang bersemangat dalam mencari dunia, tetapi giliran waktu beribadah, mereka ogah-ogahan. Mari kita melihat kedalam siklus kehidupan kota sehari hari. Berapa jam waktu yang kita habiskan untuk tidur, berapa jam waktu kita untuk bekerja, berapa jam waktu yang kita gunakan untuk beribadah? Dari hasil pengamatan anda masing-masing anda bisa melihat posisi anda selama ini. Setelah anda mengetahui posisi anda, semua keputusan ada di tangan anda. Anda mau menjadi lebih baik atau be worst, terserah anda, tetapi segala sesuatu pasti ada konsekwensinya. Marilah kita rubah cara pandang kita terhadap kehidupan dunia ini. Tujuan kita adalah beribadah, jadi seharusnya porsi ibadah kita harus lebih banyak dari pada porsi untuk dunia. Ibadah bukan hanya sholat, puasa, dan haji saja. Bentuk ibadah meliputi banyak faktor. Semua pekerjaan mubah bisa menjadi Ibadah jika diniati dengan benar. Belajar, bekerja, bahkan tidurpun bisa menjadi ibadah. Jadi, sebelum melakukan segala sesuatu, awali dengan niat yang benar dan membaca basmalah. Tetapi, walaupun begitu amalan-amalan mubah terseut harus sesuai porsinya, tidak boleh berlebih-lebihan. Seperti cepat dalam mengerjakan sholat agar tokonya tidak terlalu lama tutup, dan masih banyak sekali contoh-contoh yang ada di dalam kehidupan nyata.
| |
Apakah Tujuan Hidup Kita ? Apakah tujuan hidup kita? Kita dilahirkan … bertumbuh dewasa, dari bayi sampai dengan sekarang. Kita sekolah, belajar ke jenjang yang lebih tinggi. Lulus lalu bekerja, dari satu pekerjaan ke pekerjaan berikutnya….. Lalu kita menikah…..memiliki anak. Kita membesarkan anak kita … dan terus bekerja mencari uang…. Tak terasa kita mengawinkan anak kita …. Lalu datanglah cucu-cucu kita. Cucu? Wah kita bertambah tua…..lalu kita pensiun, bertambah tua sampai pada suatu hari kita meninggal….. Lalu Apa? Beberapa orang mengatakan bahwa mereka ingin kaya, sehingga mereka mereka berusaha segiat mungkin untuk kaya. Mulai dari belajar sungguh, sampai kerja membanting tulang. Beberapa mengambil jalan pintas dan menjadi kaya…… Lalu apa? Setelah Kaya ngapain? Apakah tujuan hidup kita sebenarnya? Apakah hidup kita memiliki tujuan? Atau kita hanya setitik debu dalam semesta yang hanya menjalani siklus hidup ini ….kita lahir dan kita mati …..tanpa mengerti makna hidup ini …. apakah hanya itu? ….. well, pertanyaan – pertanyaan di atas mungkin terlalu dalam buat kita semua, tapi sesungguhnya sangat realistis….karena kita semua sekarang tengan menjalani kehidupan,….. kita tengah meniti sesuatu …… dan pertanyaan-pertanyaan di atas sangat bisa kita tanyakan kepada diri kita sendiri, …dan mulai menguji apakah sesungguhnya kita memiliki tujuan hidup …….? | |
Tujuan HidupNovember 26, 2004Posted by luluvikar inEsai,Ocehan.trackback APA TUJUAN HIDUPMU KAWAN ? ” Sumiyal Insan Binnisyan ” Dinamakan manusia karena sering pelupa, namun sifat pelupa bukanlah alasan untuk selalu berpura pura lupa dan menjadikannya sebagai alasan dalam segala kelalaian yang diperbuat, karena Allah telah melengkapi ciptaan manusia dengan diberinya akal untuk berfikir dan bertadabbur tentang segala ciptaanNya sehingga sampailah manusia pada derajat kemuliaan yang tidak dimiliki oleh mahluk lainnya, adalah suatu kebanggaan yang harus dibanggakan dengan menggunakan akal tersebut berdasarkan jalan dan batas batas yang telah ditunjukan dan telah dibatasi oleh agama, bukan berarti agama adalah pembatas atau menyempitkan dan melarang adanya kebebasan berfikir meliankan agama itu bersifat universal sebagai penunjuk dan pedoman agar tidak salah dalam menggunakan akal tersebut.
Dan salah satu peran utama akal yang diberikan adalah untuk berfikir mengapa akal tersebut diberikan sehingga kita akan mengetahui bagaimana untuk menggunakan akal tersebut, sebagian besar di antara kita hanya tau bagaimana untuk menggunakan akal namun belum mengetahui dan sadari mengapa akal tersebut diberikan yang membuat mereka sering mengakal akali apa yang belum dapat dijangkau oleh akal yang menimbulkan banyaknya konflik, bila manusia telah mengetahui mengapa diberikan akal maka ia akan sampai pada tujuan hidupnya yang mulia. Akal dari segi bahasa, bisa berarti Qalb ( hati ) , menahan diri dari hawa nafsu dan keinginan keinginan yang ada di hati, bisa juga berarti apa yang dipikirkan dan direnungkan dalam hati , menahan diri dari bahaya dan kebinasaan, atau bisa berarti suatu keistimewaan yang membedakan manusia dengan mahluk lainnya atau juga bisa berarti memahami. Dari semua arti yang ada menunjukkan bahwa akal itu tempatnya di hati, bersumber dari hati untuk berfikir dan memahami serta menahan diri dari segala keburukan yang akan menimpa sebelum dan sesudahnya sebagai tanda keistimewaan manusia dibanding mahluk lainnya, jelas dari arti akal tersebut, menunjukkan bahwa akal itu digunakan kepada hal hal yang baik dan bermanfaat serta jauh dari segala keburukan dan kebinasaan, jika akal tersebut digunakan sesuka hati berarti akal itu telah keluar dari definisi akal itu sendiri dimana pelakunya dapat disamakan dengan binatang. sebagai mana dalam Al qur’an disebutkan “Mereka mempunyai hati, tetapi tidak untuk memahami ayat Tuhan, mereka mempunyai mata tapi tidak untuk melihat, mereka mempunyai telinga tetapi tidak untuk mendengar. Mereka itu seperti binatang bahkan lebih sesat dari binatang. Itulah orang-orang yang lalai.” Keistimewaan yang diberikan adalah pengontrol terhadap segala tindak tanduk sebelum dan sesudah berbuat dengan bertanya kepada hati, dikelola oleh akal dan diseragamkan dengan agama, untuk dapatkan jawaban apakah sesuatu itu mendatangkan kebaikan atau keburukan. Hati adalah tempat mencurahkan segala masalah, akal sebagai kawan yang membantu dan agama adalah penyelesaian dari segala masalah, olehnya itu perbanyak melontarkan pertanyaan mengapa dan mengapa kepada hati agar lebih mengetahui apa yang belum diketahui dan lebih banyak mengetahui apa yang telah diketahui dengan cara mengintropeksi diri. Mengetahui tujuan hidup tidak akan terlepas dari siapa yang memberikan kehidupan sebagai asal kehidupan itu sendiri, dan mengetahui asal dari kehidupan tidak bisa terlepas dari pengenalan terhadap diri sendiri, sebagai mana dijelaskan oleh Imam Ali a.s. dalam Nahjul Balaghah bahwa, “Awwaluddiin ma’rifatuhuu…” artinya “Awal agama adalah mengenal Allah”. Yang telah memberikan kehidupan. Dalam kesempatan yang lain Imam Ali a.s. menyatakan, “Siapa yang mengenal dirinya pasti mengenal Tuhannya”. karan diri adalah ego yang sering membuat manusia itu egois dengan dirinya, lupa akan siapa dirinya yang tercipta dari segumpal darah menjadi segumpal daging serta tanah tak tak bernilai, jika manusia sadar mengapa dia tercipta dari tanah yang rendah dan slalu diinjak injak pasti dia akan menyadari bahwa hidupnya hanyalah seorang budak yang setiap saat tunduk serta merendahkan diri dan siap untuk menerima injakan dan cobaan dari Penciptanya. Dalam hal ini Self-managing sangat berperan untuk lebih mengetahui dengan jelas apa yang ingin kita capai, selanjutnya adalah mengelola diri kita untuk mencapai tujuan tersebut. Manusia itu Ada dari tiada menjadi ada dan akan tiada untuk ada, manusia lahir dalam keadaan lemah kemudian tumbuh besar menjadi kuat, sakit dikit menjadi lemah sembuh merasa kuat tua menjadi lemah, manusia itu dari lahir bodoh kemudian belajar menjadi pintar semakin blajar semakin merasa bodoh dan ahirnya akan menjadi pintar, tua renta akan semakin pelupa dst. Daur kehidupan haruslah difikirkan dan direnungkan agar lebih mengetahui tujuan dari hidup ini. Daur kehidupan ini akan terjawab setelah kita merenungi dan memahami ” Dari mana dan akan ke mana?” yang menuntut kita untuk mencari jawabannya. Di dalam Alquran ditegaskan bahwa, “… Sesungguhnya kita semua kepunyaan Allah dan akan kembali kepada-Nya” menunjukan bahwa tujuan kita hidup semata mata untuk kembali kepadaNya Sang Maha Pencipta, kata kasarnya, tujuan hidup kita adalah Mati, Namun kita tidak bisa melupakan atau mengenyampingkan Apa Tugas yang dibebani oleh Allah S.W.T dalam mengisi hidup di dunia untuk dipertanggungjawabkan setelah mencapai tujuan hidup nanti. Manusia tidak tahu kapan akan mencapai tujuan hidupnya yaitu mati, karena itu siapkanlah diri untuk menghadapi kematian dengan sebaik-baiknya. Dengan kata lain, “Belajarlah mati sebelum mati” (Muutuu qabla an tamuutuu), yaitu belajar dan berusaha agar kita selalu siap, agar sewaktu-waktu bila telah sampai pada tujuan, kembalilah dengan selamat dan bahagia. yaitu matinya orang orang yang bertakwa, yang hatinya selalu berzikir dan ingat kepada Allah dalam keadaan apa pun, dalam Al qur’an dijelaskan ” Wajah-wajah mereka (orang-orang beriman) pada hari itu berseri-seri. Mereka melihat kepada Tuhannya. Semoga kita Termasuk orang orang yang berseri seri mukanya dalam meraih tujuan hidup dan semoga kita termasuk orang orang yang berhasil di dunia dan di akherat kelak, dan semoga jalan untuk mencapai tujuan hidup diawali dengan husnul khatimah, amieenn.
| |
Apa kata Alkitab mengenai menemukan tujuan hidup?
Jawaban: Alkitab sangat jelas mengenai apa seharusnya tujuan hidup kita! Tujuan hidup menurut tokoh-tokoh Alkitab: Salomo: setelah berbicara mengenai kesia-siaan hidup ketika hidup dihidupi Daud: Berbeda dengan orang-orang yang bagiannya adalah dalam hidup sekarang ini, Asaf: Dalam Mazmur 73 Asaf berbicara mengenai bagaimana dia tergoda untuk Paulus: Rasul Paulus berbicara mengenai segala yang dia raih sebelum Tujuan hidup sebagaimana dinyatakan dalam Kitab Wahyu: Kitab terakhir dalam Alkitab, kitab Wahyu mendiskusikan apa yang akan terjadi Tujuan hidup sebagaimana diuraikan oleh Yesus Kristus: Pada mulanya, Allah menciptakan manusia untuk menikmati (1) persekutuan Tujuan dalam hidup bergantung pada asal usul manusia: Jika kita adalah hasil dari evolusi, maka kita tidak lebih dari makhluk biologis Sejalan dengan makin kita belajar mengenai biologi-mikro, kita mendapatkan bahwa
| |
Assalamu'alaikum Wr Wb TUJUAN HIDUP KITA Road Map of Our Life Apakah islam kita sudah baik? Apakah kebahagiaan kita tidak terampas? Sudahkah Islam adalah agama yang sangat sempurna dan universal, ajaran Islam tidak hanya DBAS ^ | AL-QUR'AN ^ | TAAT ------- [SUSAH:NAFSU/SETAN] ^ | KEYAKINAN ILAHIYAH ^ Maksud dari Road Map ini adalah sebagai berikut: Tujuan hidup kita yang paling Itulah sekilas tentang Road Map yang harus kita jalani untuk meraih kebahagiaan Pesantren al-Quran dan Teknologi DURIYAT MULIA http://www.duriyat.or.id. pudjo Tafakur merupakan salah satu kurikulum kami. Silahkan datang secara langsung
|
5 comments:
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Ibu Mama Fira yang baik.
Perkenalkan saya Sigit Darmaji pimpinan dari DMJ_TIM LeaderShip, System & Software Development domisili di Kota Bogor Indonesia. Penulis salah satu tulisan "TUJUAN HIDUP".
Saya sangat mendukung website ibu Mama Fira, semoga bisa menambah percepatan untuk menyebarkan kebaikan dan kemanfaatan untuk sesama.
Regards,
Sigit Darmaji
dmjtim@gmail.com
Sedikit memberi, pun Allah sedikit memberi
Banyak memberi, pun Allah banyak memberi...
bukan begitu pak/bu?
Ernawati
Trenggalek - Bandung
Ass Wr Wb
Halo Kang Aji (Darmaji)
Mohon maaf baru bisa bales komentar
sekarang. Maklum saya sibuk sana-sini , ndak sempat baca semua email atau komentar yg masuk.
Lain kali sebut saya mbak/ibu fira saja bukan ibu mama fira ya....
:)
salam
untuk anak istri di rumah
kebetulan
sedang di Jakarta nih.
Keberuntungan
Oleh : Sigit Darmaji
Anda percaya pada keberuntungan ?
Saya sendiri sangat percaya, bahkan yakin ada.
Keberuntungan tidak sama dengan kebetulan. Tidak ada kebetulan di dalam hidup ini. Bahkan daun yang gugur dari pohonnya pun pasti atas izin Allah.
Bahkan dalam Al-Qur'an banyak sekali disebut kata yang berhubungan dengan keberuntungan.
Ternyata keberuntungan itu datangnya sejalan dengan perbuatan baik kita.
Jadi selalulah kita berbuat baik karena keberuntungan akan datang pada kita secara langsung, segera atau nanti dan itu PASTI.
oo begiu ya pak.
tidak ada kebetulan di dunia.
semua atas kehendak Allah.
Banyak salah kaprah juga tuh yah..
seperti :
"kebetulan saya ada waktu", "kebetulan saya ada rezeki sedikit"
seharusnya mungkin
"alhamdulillah ada waktu luang"
"alhamdulillah ada rezeki sedikit"
Minarni
Makassar
Post a Comment