Senyum is smile____ All about of stepping forward _______________________
![]() |
Mengenang Benyamin S. 0++ kredit barang mpok!, eeh peceh beleh 0-- 0++ 0-- 0++ 0-- 0++ 0-- 0++ 0-- 0++ 0-- 0++ 0-- 0++ |
vBXf3ayVFGZOEt1CCf3aVt9tSjQ |
"Majulah flam kiser!, hatiku terbakar dan jiwaku membara arah semangat!" __ "terimalah ini hidaken...." jump idaten jump. chuwwcuw cuwzz... __ political kids___ "how r u digimon?" hati2lah melayani public digi !, lakukanlah dgn sempurna. makhluk2 itu semakin pintar saja curhat. __ now to show your skills in action digi... ...................... go go ahead! digiHitbit digiParticle transformations live digiCorp digiMoto digiBank digiLoan digiMiter digiSat digiCop... our congratulations to you - digiBouquet. good kindness your crossing lights inside track to people. __________ !! ___ ! get up boy! wake up __ why mom? listen to me honey - you was delirious from nightmare __ No mom! I've got precious dreamt. ...................... __ who is digiFlare, mom? __ where is digiData? how about filtering people, mom? enough!, quite honey! please. ok. we have digiAngels. they appear in the ones you love. they can be the ones you dzikir and pray to in heaven... *** when digiTechno and no one's gonna help us, but only angels who can protect us would be inside even under a flaming sky... an angel's soul. digiSoul become chilly and flows out your journey. digiBoy... the soul journey starts with knowing yourself. Allahu allahu allah... we can call digiAngels. give thanks to Allah. |
![]() |
||
|
||
![]() |
||
![]() |
||
![]() |
||
![]() |
||
![]() |
||
![]() |
||
![]() |
||
![]() |
||
![]() |
||
![]() |
||
![]() |
||
![]() |
||
![]() |
||
![]() |
||
![]() |
||
![]() |
||
![]() |
||
![]() |
||
![]() |
||
![]() |
||
![]() |
||
|
||
![]() |
||
![]() |
||
![]() |
||
![]() |
||
![]() |
||
![]() |
||
![]() |
||
![]() |
||
![]() |
Suggestions N' Prayer
"SUGESTI
MINIMALIS, AKHERAT"
|
"Pesan : Mari turunkan Keberkahan Micro, Riyil Sector dari langit..." |
1. Tidak ganjal takaran untuk kurangi berat produk. 2. Meraih untung dengan elegan. Malu campur2 harga mahal dgn harga murah sejenis. 3. Tidak membunuh hewan dengan air. 4. Hentikan perdagangan perempuan (trafficking), stop! penyakit jijik dan kawin kontrak. 5. Tidak meracuni makanan active (still consume). 6. Menjual/membuat yang baik-baik saja. 7. Productive menghasilkan good something. 8. Kurir/Supir2 sholeh upgrading budi baik/keringat usahanya pada jalur distribusi. 9. Buka lebih mudah: bank, penjamin kredit dan petani. tanami tanah terlantar. 10. Negara (BUN) lebarkan pintu/jalannya. Salam kebaikanmu Pedagang Tradisional. |
![]() ![]() ![]() |
Transformers, Who is Optimus ?
![]() |
Transformation life and death from silver age into gold age. How about agricultural credit banks. Bottleneck Symbol "Dunia Maya" apakah akan datang? Lanjutkan kehidupan... |
Online Rubiks CubeNow you can play it, use your mouse to solve this cube by your self. good shuffle good flashback. no wrong way and go home happiness... |
Online Rubik game. Solving the Rubik's Cube. A simple and foolproof solution to the Rubik's Cube. Use your mouse to solve this virtual Rubik's Cube. This is a flash representation of the 3x3x3 Rubik's Cube.
Oo oida onde mande. happy . |
Star TrekFrom: Leonard Nimoy reflects on Trek in our exclusive video. Your messages. Talk less do more. Raih bintang di langit. bermimpilah... |
Monday, August 27, 2007
Sepuluh Kesalahan Dalam Mendidik Anak
Anak adalah amanah bagi kedua orang tuanya. Maka, kita sebagai orang tua
bertanggung jawab terhadap amanah ini. Tidak sedikit kesalahan dan kelalaian
dalam mendidik anak telah menjadi fenomena yang nyata. Sungguh merupakan
malapetaka besar ; dan termasuk menghianati amanah Allah.
Adapun rumah, adalah sekolah pertama bagi anak. Kumpulan dari beberapa rumah itu
akan membentuk sebuah bangunan masyarakat. Bagi seorang anak, sebelum
mendapatkan pendidikan di sekolah dan masyarakat, ia akan mendapatkan pendidikan
di rumah dan keluarganya. Ia merupakan prototype kedua orang tuanya dalam
berinteraksi sosial. Oleh karena itu, disinilah peran dan tanggung jawab orang
tua, dituntut untuk tidak lalai dalam mendidik anak-anak.
BAHAYA LALAI DALAM MENDIDIK ANAK Orang tua memiliki hak yang wajib dilaksanakan
oleh anak-anaknya. Demikian pula anak, juga mempunyai hak yang wajib dipikul
oleh kedua orang tuanya. Disamping Allah memerintahkan kita untuk berbakti
kepada kedua orang tua. Allah juga memerintahkan kita untuk berbuat baik (ihsan)
kepada anak-anak serta bersungguh-sungguh dalam mendidiknya. Demikian ini
termasuk bagian dari menunaikan amanah Allah. Sebaliknya, melalaikan hak-hak
mereka termasuk perbuatan khianat terhadap amanah Allah. Banyak nash-nash syar’i
yang mengisyaratkannya. Allah berfirman.
“Artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang
berhak menerimanya” [An-Nisa : 58]
“Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan
Rasul (Muhamamd) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang
dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui” [Al-Anfal : 27]
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Setiap kalian adalah pemimpin dan akan diminta pertanggung jawaban
terhadap yang dipimpin. Maka, seorang imam adalah pemimpin dan bertanggung jawab
terhadap yang dipimpinnya. Seorang suami adalah pemimpin bagi keluarganya dan
bertanggung jawab terhadap yang dipimpinnya” [Hadits Riwayat Al-Bukhari]
“Artinya : Barangsiapa diberi amanah oleh Allah untuk memimpin lalu ia mati
(sedangkan pada) hari kematiannya dalam keadaan mengkhianati amanahnya itu,
niscaya Allah mengharamkan sorga bagianya” [Hadits Riwayat Al-Bukhari]
SEPULUH KESALAHAN DALAM MEDIDIK ANAK Meskipun banyak orang tua yang mengetahui,
bahwa mendidik anak merupakan tanggung jawab yang besar, tetapi masih banyak
orang tua yang lalai dan menganggap remeh masalah ini. Sehingga mengabaikan
masalah pendidikan anak ini, sedikitpun tidak menaruh perhatian terhadap
perkembangan anak-anaknya.
Baru kemudian, ketika anak-anak berbuat durhaka, melawan orang tua, atau
menyimpang dari aturan agama dan tatanan sosial, banyak orang tua mulai
kebakaran jenggot atau justru menyalahkan anaknya. Tragisnya, banyak yang tidak
sadar, bahwa sebenarnya orang tuanyalah yang menjadi penyebab utama munculnya
sikap durhaka itu.
Lalai atau salah dalam mendidik anak itu bermacam-macam bentuknya ; yang tanpa
kita sadari memberi andil munculnya sikap durhaka kepada orang tua, maupun
kenakalan remaja.
Berikut ini sepuluh bentuk kesalahan yang sering dilakukan oleh orang tua dalam
mendidik anak-anaknya.
[1]. Menumbuhkan Rasa Takut Dan Minder Pada Anak Kadang, ketika anak menangis,
kita menakut-nakuti mereka agar berhenti menangis. Kita takuti mereka dengan
gambaran hantu, jin, suara angin dan lain-lain. Dampaknya, anak akan tumbuh
menjadi seorang penakut : Takut pada bayangannya sendiri, takut pada sesuatu
yang sebenarnya tidak perlu ditakuti. Misalnya takut ke kamar mandi sendiri,
takut tidur sendiri karena seringnya mendengar cerita-cerita tentang hantu, jin
dan lain-lain.
Dan yang paling parah tanpa disadari, kita telah menanamkan rasa takut kepada
dirinya sendiri. Atau misalnya, kita khawatir ketika mereka jatuh dan ada darah
di wajahnya, tangan atau lututnya. Padahal semestinya, kita bersikap tenang dan
menampakkan senyuman menghadapi ketakutan anak tersebut. Bukannya justru
menakut-nakutinya, menampar wajahnya, atau memarahinya serta membesar-besarkan
masalah. Akibatnya, anak-anak semakin keras tangisnya, dan akan terbiasa menjadi
takut apabila melihat darah atau merasa sakit.
[2]. Mendidiknya Menjadi Sombong, Panjang Lidah, Congkak Terhadap Orang Lain.
Dan Itu Dianggap Sebagai Sikap Pemberani. Kesalahan ini merupakan kebalikan
point pertama. Yang benar ialah bersikap tengah-tengah, tidak berlebihan dan
tidak dikurang-kurangi. Berani tidak harus dengan bersikap sombong atau congkak
kepada orang lain. Tetapi, sikap berani yang selaras tempatnya dan rasa takut
apabila memang sesuatu itu harus ditakuti. Misalnya : takut berbohong, karena ia
tahu, jika Allah tidak suka kepada anak yang suka berbohong, atau rasa takut
kepada binatang buas yang membahayakan. Kita didik anak kita untuk berani dan
tidak takut dalam mengamalkan kebenaran.
[3]. Membiasakan Anak-Anak Hidup Berfoya-foya, Bermewah-mewah Dan Sombong.
Dengan kebiasaan ini, sang anak bisa tumbuh menjadi anak yang suka kemewahan,
suka bersenang-senang. Hanya mementingkan dirinya sendiri, tidak peduli terhadap
keadaan orang lain. Mendidik anak seperti ini dapat merusak fitrah, membunuh
sikap istiqomah dalam bersikap zuhud di dunia, membinasakah muru’ah (harga diri)
dan kebenaran.
[4]. Selalu Memenuhi Permintaan Anak Sebagian orang tua ada yang selalu memberi
setiap yang diinginkan anaknya, tanpa memikirkan baik dan buruknya bagi anak.
Padahal, tidak setiap yang diinginkan anaknya itu bermanfaat atau sesuai dengan
usia dan kebutuhannya. Misalnya si anak minta tas baru yang sedang trend,
padahal baru sebulan yang lalu orang tua membelikannya tas baru. Hal ini hanya
akan menghambur-hamburkan uang. Kalau anak terbiasa terpenuhi segala
permintaanya, maka mereka akan tumbuh menjadi anak yang tidak peduli pada nilai
uang dan beratnya mencari nafkah. Serta mereka akan menjadi orang yang tidak
bisa membelanjakan uangnya dengan baik.
[5]. Selalu Memenuhi Permintaan Anak, Ketika Menangis, Terutama Anak Yang Masih
Kecil. Sering terjadi, anak kita yang masih kecil minta sesuatu. Jika kita
menolaknya karena suatu alasan, ia akan memaksa atau mengeluarkan senjatanya,
yaitu menangis. Akhirnya, orang tua akan segera memenuhi permintaannya karena
kasihan atau agar anak segera berhenti menangis. Hal ini dapat menyebabkan sang
anak menjadi lemah, cengeng dan tidak punya jati diri.
[6]. Terlalu Keras Dan Kaku Dalam Menghadapi Mereka, Melebihi Batas Kewajaran.
Misalnya dengan memukul mereka hingga memar, memarahinya dengan bentakan dan
cacian, ataupun dengan cara-cara keras lainnya. Ini kadang terjadi ketika sang
anak sengaja berbuat salah. Padahal ia (mungkin) baru sekali melakukannya.
[7]. Terlalu Pelit Pada Anak-Anak, Melebihi Batas Kewajaran Ada juga orang tua
yang terlalu pelit kepada anak-anaknya, hingga anak-anaknya merasa kurang
terpenuhi kebutuhannya. Pada akhirnya mendorong anak-anak itu untuk mencari uang
sendiri dengan bebagai cara. Misalnya : dengan mencuri, meminta-minta pada orang
lain, atau dengan cara lain. Yang lebih parah lagi, ada orang tua yang tega
menitipkan anaknya ke panti asuhan untuk mengurangi beban dirinya. Bahkan, ada
pula yang tega menjual anaknya, karena merasa tidak mampu membiayai hidup.
Naa’udzubillah mindzalik
[8]. Tidak Mengasihi Dan Menyayangi Mereka, Sehingga Membuat Mereka Mencari
Kasih Sayang Diluar Rumah Hingga Menemukan Yang Dicarinya. Fenomena demikian ini
banyak terjadi. Telah menyebabkan anak-anak terjerumus ke dalam pergaulan bebas
–waiyadzubillah-. Seorang anak perempuan misalnya, karena tidak mendapat
perhatian dari keluarganya ia mencari perhatian dari laki-laki di luar
lingkungan keluarganya. Dia merasa senang mendapatkan perhatian dari laki-laki
itu, karena sering memujinya, merayu dan sebagainya. Hingga ia rela menyerahkan
kehormatannya demi cinta semu.
[9]. Hanya Memperhatikan Kebutuhan Jasmaninya Saja. Banyak orang tua yang
mengira, bahwa mereka telah memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Banyak
orang tua merasa telah memberikan pendidikan yang baik, makanan dan minuman yang
bergizi, pakaian yang bagus dan sekolah yang berkualitas. Sementara itu, tidak
ada upaya untuk mendidik anak-anaknya agar beragama secara benar serta berakhlak
mulia. Orang tua lupa, bahwa anak tidak cukup hanya diberi materi saja. Anak-
anak juga membutuhkan perhatian dan kasih sayang. Bila kasih sayang tidak di
dapatkan dirumahnya, maka ia akan mencarinya dari orang lain.
[10]. Terlalu Berprasangka Baik Kepada Anak-Anaknya Ada sebagian orang tua yang
selalu berprasangka baik kepada anak-anaknya. Menyangka, bila anak-anaknya baik-
baik saja dan merasa tidak perlu ada yang dikhawatirkan, tidak pernah mengecek
keadaan anak-anaknya, tidak mengenal teman dekat anaknya, atau apa saja
aktifitasnya. Sangat percaya kepada anak-anaknya. Ketika tiba-tiba, mendapati
anaknya terkena musibah atau gejala menyimpang, misalnya terkena narkoba,
barulah orang tua tersentak kaget. Berusaha menutup-nutupinya serta segera
memaafkannya. Akhirnya yang tersisa hanyalan penyesalan tak berguna.
Demikianlah sepuluh kesalahan yang sering dilakukan orang tua. Yang mungkin kita
juga tidak menyadari bila telah melakukannya. Untuk itu, marilah berusaha untuk
terus menerus mencari ilmu, terutama berkaitan dengan pendidikan anak, agar kita
terhindar dari kesalahan-kesalahan dalam mendidik anak, yang bisa menjadi fatal
akibatnya bagi masa depan mereka. Kita selalu berdo’a, semoga anak-anak kita
tumbuh menjadi generasi shalih dan shalihah serta berakhlak mulia. Wallahu a’lam
bishshawab.

Sign Up - Earn Network Marketing
Sign Up - Earn Merchant Reseler
Sign Up - Earn International Home Business
Sign Up - Earn Click Bucks
TurnFlow Digital Music Hobbies
International Offers Search
Selling at Amazon.com today!



Earning power of mama fira own marketing
dedicated on behalf of :
"fatherless children, orphan or parents who
had utterly destitute to make proper life
and education to their child"